Unforgetable morning for me...he..he...kejadian sedih sebenarnya, tetapi jika diingat justru tersenyum sendiri. Hari itu, Kamis tanggal 18 Desember 2008. Pagi yang cerah ceria untuk memulai perjalanan hidup. Baru saja kuparkirkan motorku di area parkir guru yang letaknya memang pas di depan kelas VIII B SMP tempatku mengabdi selama ini, belum sempat melepas jaket dan helm, anak-anak berteriak memanggilku. Biasanya sih memang berteriak, "Pagi bu Ce...". Tapi, kali ini teriakannya lain dari biasa, teriakan histeris lebih tepatnya, "Bu, ini gimana, Dalil nabrak pintu bu...". Heh...!!!
Dalil Pastiono, nama lengkapnya, muridku di kelas VIII C, kemana-mana biasanya berdua dengan Yosafat Puguh, dua sejoli yang jadi penggembira di kelas. Penggembira karena tingkah yang over reacting. Yang aku tahu jika ada kesempatan takkan disia-siakan untuk mengunjungi kelas VIII B, tempat para over reactinger yang lain berada. Hendra, Dafit, Ega, Rafik, Angga, Agung, Andi, Dhani, Yogi, Deva, Asis...(over reacting bukan berarti nakal lho....hanya berisiknya minta ampun!!).Kalo diperhatikan, Dalil agak-agak mirip sama Fani Fadilah pemeran Ucup di Bajaj Bajuri, sedikit lebih gantenglah...
Pagi itu, dia digotong teman-temannya dalam keadaan pingsan dan wajah bersimbah darah. Di dahinya yang lebar terdapat luka yang lumayan ehm harus dijahit kayaknya. Aku yang dalam kondisi baru saja datang tentu saja terkaget-kaget...kenapa? nabrak pintu? kok bisa sampe kaya gitu? Akhirnya kukomando saja untuk di bawa ke masjid atau ruang TU sebelah timur. Maklum jam segitu UKS masih di kunci, dan kelamaan kalo mesti ngambil kunci dulu. Dan karena peralatan P3K yang tidak memadai akhirnya diputuskan untuk di bawa ke puskesmas saja. Dengan dibonceng Pak Udin yang juga baru datang bertiga dengan salah seorang murid dibelakang dan Dalil diapit ditengah. Wah...pagi yang menghebohkan.
Singkat cerita, ternyata Dalil saat itu sedang berkejar-kejaran dengan Hendra. dengan kecepatan tinggi tentunya...mereka berlari ke arah kelas VIII B. Hendra yang sedang dikejar Dalil tak sengaja menyenggol pintu hingga bergerak menutup. Tak disangka disambut oleh kepala Dalil. Kejadian yang bisa digunakan sebagai contoh momentum dalam pelajaran Fisika pun terjadi. Gdubrakkk!!! Kepala VS Pintu Kayu yang lumayan keras. Yang lebih mengejutkan adalah...pintu yang ditabrak Dalil tadi ...LEPAS..dari engselnya.. Mungkin saking kerasnya benturan yang terjadi.
Esok paginya, suasana yang sama, cerah ceria untuk memulai perjalanan hidup kembali. Sepeda motorku baru saja memasuki gerbang sekolah. Kulihat Dalil sudah berdiri disana dengan Yosafat, tersenyum-senyum melihatku. Perban putih tampak menutupi dahinya. "He..he...Bu....". Kuhentikan motorku melihat kondisinya.
"Lho...Lil...sudah sehat??" Tanyaku, entah kenapa aku tak bisa menahan tawa.
"Sudah bu..." jawabnya masih dengan tersenyum tampak malu. Yosafat tertawa terpingkal-pingkal.
"Hebat lho kepalamu Lil, sampai kemarin pintunya lepas..."
"Kalau mau mencoba kekuatan lagi, masih banyak pintu yang bisa dicoba" Kataku mengajaknya bergurau.
"Ah...Bu Ce..."
"Lain kali hati-hati ya Lil..."
"Iya bu..." Jawabnya masih dengan senyum malu-malu.
Dalil...Dalil....Untung saja tidak terjadi sesuatu yang fatal....